Upacara Tradisional di Surabaya

Kamis, 09 Agustus 2018


10 Upacara Tradisional Unik di Surabaya


Kota Surabaya dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan. Kota Surabaya adalah ibukota dari Propinsi Jawa Timur.
Kota Surabaya merupakan wilayah dimana multi etnis bermukim.
Di Kota Surabaya bisa ditemukan aneka macam upacara tradisional yang unik yang memang menjadi peninggalan budaya yang turun temurun yang masih terjaga dengan lestari hingga sekarang.
Yuk kita simak bersama ulasan informasi tentang upacara tradisional unik yang ada di wilayah Kota Surabaya ini.
10 Upacara Tradisonal Unik di Surabaya
Berikut ini merupakan daftar dari 10 upacara tradisional yang unik yang bisa kita temukan di Kota Surabaya.

1. Temu Manten Pegon



Temu Manten Pegon adalah proses pertemuan antara pihak mempelai pengantin laki – laki dengan pihak mempelai pengantin perempuan yang khas di Kota Surabaya.
Manten Pegon atau Pengantin Pegon merupakan pengantin yang dirias sedemikian rupa dimana terdapat akulturasi budaya antara Arab, Jawa, Belanda, dan China yang memang menjadi warna dominan dalam busana para pengantin dan rombongan pengantin.
Ketika prosesi pertemuan perngantin ini dilakukan ternyata dilakukan dengan cara diarak yaitu mengarak pihak pengantin pria dan rombongan guna menjemput pengantin perempuan dimana setelah ditemukan keduanya kembali diarak keliling oleh rombongan dengan cara yang meriah.

2. Tahlilan Kematian



Tahlilan Kematian juga ditemukan di Kota Surabaya yang merupakan kota pelabuhan. Tahlilan sendiri merupakan prosesi kirim doa kepada pihak yang sudah meninggal dunia agar arwahnya mendapatkan ketenangan dan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Upacara Tahlilan ini biasanya dilakukan pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian dari pihak yang meninggal.
Tahlilan sendiri memang perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu dimana dahulu memang terjadi proses akulturasi budaya yang hingga kini masih tetap terjaga keberadaannya di kalangan masyarakat Kota Surabaya.

3. Larung Ari –Ari

Larung Ari – Ari adalah prosesi upacara adat melarung atau menghanyutkan ari – ari si jabang bayi yang dikenal di Kota Surabaya.
Ari – ari si bayi akan dilarung bersama dengan bunga 7 rupa, kendil, kain putih, dan jarum ke laut.
Upacara Larung Ari – Ari ini dilakukan dengan diiringi proses menyanyikan tembang Macapat yaitu Dhandhang Gula.
Setelah acara melarung ari – ari ini selesai maka akan ditutup dengan pesta merayakan kelahiran si bayi dengan meriah. Larung Ari – Ari ini memang masih terjaga keberadaannya hingga sekarang.
Terutama bagi warga Kota Surabaya yang ada wilayah pesisir.

4. Nakokake

Nakokake adalah prosesi upacara adat dimana seorang laki – laki yang ingin melamar seorang gadis pujaannya dengan cara menanyakan atau dalam Bahasa Jawa “Nakokake”.
Menanyakan dalam hal ini adalah menanyakan kondisi status dari sang gadis pujaan hati apakah dirinya sudah memiliki pasangan pendamping atau belum.
Jika sang gadis memberikan jawabannya berupa keterangan bahwa dirinya belum memiliki suami, maka pihak lelaki akan meneruskannya dengan prosesi lamaran ke rumah sang gadis.
Nakokake ini dilakukan dengan cara mengirimkan wakil atau utusan ke pihak keluarga sang gadis.

5. Peningsetan



Peningsetan adalah upacara melamar gadis yang ada di Kota Surabaya.
Ketika prosesi upacara Nakokake sudah selesai dan hasilnya positif bahwa sang gadis masih single, maka Peningsetan akan segera digelar oleh pihak keluarga laki – laki dengan berkunjung ke pihak keluarga perempuan.
Peningsetan sendiri merupakan proses ramah tamah yang disertai dengan acara makan bersama antara rombongan pihak pelamar lelaki dengan pihak yang dilamar perempuan dimana hal ini wajib dilakukan sebelum proses pernikahan digelar.

6. Tingkepan



Tingkepan adalah upacara selametan dimana dilakukan kepada ibu hamil yang usia kehamilannya sudah memasuki usia tujuh bulan.
Tingkepan biasanya dilakukan kepada anak pertama.
Serangkaian prosesi adat dimana si ibu hamil ini akan dilakukan pembersihan dan pemohonan doa agar anak dalam kandungannya bisa lahir dengan selamat hingga ke dunia tentunya menjadi tujuan utama dari prosesi Tingkepan ini.
Tingkepan sendiri bukan hanya dikenal di Kota Surabaya, melainkan juga dikenal di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

7. Babaran

Babaran adalah upacara untuk merayakan kelahiran dari si anak yang sudah selamat hingga mengirup udara pertamanya di dunia ini.
Babaran ditujukan kepada tanda syukur kepada Sang Pencipta bahwa ibu dan anak yang diberikan keselamatan selama dalam proses melahirkan sang buah hati.
Babaran dikenal sebagai upacara adat yang sangat kental di kalangan warga Kota Surabaya.
Babaran sendiri memang merupakan kata dalam Bahasa Jawa yang berarti melahirkan.
Tak heran jika upacara untuk merayakan kelahiran sang anak dan keselamatan sang ibu dikenal dengan kata tersebut.

8. Sepasaran



Sepasaran adalah syukuran yang dilakukan oleh keluarga yang sudah dikaruniai momongan dimana sang buah hati sudah menginjak usia 5 hari.
Disini pihak keluarga yang merayakannya akan membuat sebuah proses syukuran sebagai ungkapan tanda syukurnya karena telah dikaruniai momongan.
Sepasaran sendiri memang merupakan rangkaian upacara adat kelahiran anak di kepercayaan masyarakat Jawa.
Di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta upacara Sepasaran ini juga bisa kita temui secara langsung disana.

9. Pitonan



Pitonan adalah upacara selametan yang digelar oleh masyarakat Kota Surabaya guna merayakan kelahiran anaknya dimana usia sang anak sudah menginjak usia tujuh bulan.
Upacara Pitonan ini juga diselenggarakan sebagai wujud simbol rasa syukur mereka atas kelahiran sang buah hati sang sudah diberkahi hingga umur 7 bulan dan upacara selametan ini juga bertujuan mendoakan keselataman, rejeki, serta masa depan sang anak agar menjadi baik dan sejahtera dalam perkembangan kedepannya.

10. Sunatan



Sunatan juga dikenal di Kota Surabaya.
Upacara Sunatan ini dilakukan oleh keluarga yang memiliki anak laki – laki dimana anak laki – laki ini sudah menginjak usia akil baligh atau sudah mau beranjak dewasa.
Sunatan sendiri dilakukan dengan menghilangkan kulit kemaluan sang anak laki – laki dengan tujuan kebersihan dan sebagai simbol kedewasaan bagi sang anak.
Setelah Sunatan selesai dilakukan, biasanya keluarga merayakannya dengan mengadakan pesta Sunatan di rumah bersama kerabat, tetangga dan tamu undangan dimana mereka semua akan dijamu oleh pihak keluarga dengan begitu gembira dan penuh rasa kesyukuran.
Itulah daftar dari 10 upacara tradisional unik yang ada di Kota Surabaya.
Upacara – upacara tradisional diatas merupakan adat istiadat yang memang dijaga dengan baik keberadaannya dalam kehidupan sehari – hari dari warga Kota Surabaya.
Sebuah informasi yang menarik tentunya bagi kalian yang sudah mengetahui aneka ragam upacara tradisional yang unik khas Kota Surabaya.

sumber : http://miner8.com/id/25946

0 komentar:

Posting Komentar